RAMADHAN, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil). (al-Baqarah:185) Maha Agung Allah Yang Maha Menggenggam
langit, bumi, dan isinya. Maha Suci Allah Dzat Yang telah mewahyukan
Alquran kepada Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga dengan petunjukNya itulah
setiap manusia memiliki pedoman hidup, pegangan yang akan membawanya pada
kebahagian dunia dan akhirat.
Subhanallah, Alquran laksana
hamparan laut yang tidak bertepi. Di dalamnya tertulis firman Allah sebagai
petunjuk bagi manusia. Alquran bukanlah sekadar teks yang hanya untuk
dibaca, melainkan firman Allah yang sudah semestinya diamalkan, sebab hanya
dengan pengamalanlah Alquran akan menjadi penerang. Bahkan akan melimpahkan
cahaya petunjuk yang terus dan terus mengalir. Apa jadinya kalau orang berjalan
di kegelapan tanpa lampu penerang? Tentu saja, berjalan di lorong yang
gelap gulita, sungguh sangat menakutkan. Setiap langkah tidak tenteram,
selalu dicekam kecemasan. Begitupun orang yang tidak mendapatkan hidayah
(tuntunan) dari Allah. Hidupnya akrab dengan kecemasan.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh
ayat 185 surat Al-Baqarah tersebut, bahwa tujuan utama pewahyuan Alquran
adalah sebagai Hudan (petunjuk) bagi manusia. Hampir pasti bahwa seorang
Muslim tidak mungkin mampu menjadikan Alquran sebagai petunjuk manakala ia
tidak paham isi dan makna Alquran. Itulah sebabnya bahwa setiap Muslim
wajib berusaha untuk mampu memahami makna dan isi Alquran.
Setiap Muslim wajib mengimani
Alquran. Kewajiban ini merupakan konsekuensi syariat bahwa setiap Muslim
beriman memang harus beriman kepada kitab suci dan Alquran merupakan salah
satu kitab suci, di samping Taurat, Zabur dan Injil. Setiap Muslim beriman
wajib menyadarkan dirinya untuk senantiasa memegang teguh keimanannya
terhadap Alquran. Sebagai bukti bahwa seseorang itu beriman kepada Allah
adalah kesanggupan dan kesediaannya untuk mengikuti perintah Allah. Salah
satu perintah Allah yang tercantum dalam Alquran adalah membaca Alquran.
Bukankah wahyu yang pertama kali diturunkan adalah Iqra(perintah untuk
membaca).
Al Bukhari menyatakan bahwa Iman
adalah ucapan dan perbuatan. Seorang Muslim baru sempurna imannya manakala
ia mengamalkan isi dan petunjuk Alquran. Seorang Muslim yang tidak
mengamalkan isi dan petunjuk Alquran akan sama nasibnya dengan seorang
Musafir yang membawa peta, ia paham dengan petunjuk peta, tetapi ia tidak
bersedia mengikuti petunjuk peta. Tidak ada nasib lain baginya kecuali
sesat dalam perjalanannya. Naudzubillah.
Setiap Muslim beriman wajib mewariskan
Alquran kepada putra-putrinya. Alquran adalah petunjuk kehidupan. Barang
siapa yang mewariskan Alquran kepada putra-putrinya berarti ia mewariskan
petunjuk kehidupan yang akan menyelamatkan putra-putrinya dari kesesatan.
Rasulullah menyatakan: Aku wariskan kepadamu dua hal; kalian akan selamat
manakala berpegang teguh kepadanya; Kitab Allah (Alquran) dan Sunnah rasul
(HR. Al Bukhari-Muslim).
Seorang Muslim yang tidak
mewariskan Alquran kepada putra-putrinya berarti ia merelakan putra-putrinya
terjerumus dalam kehidupan. Orangtua yang demikian sama zhalimnya dengan
orangtua yang membuang bayinya di hutan atau menceburkannya di tengah
lautan. Mewariskan Alquran kepada putra-putri artinya mendidik putra-putri
secara serius, sehingga putra-putri yang telah diamanatkan oleh Allah itu
benar-benar mengimani Alquran, mampu membacanya secara benar dan baik,
tekun mempelajari dan mendalami makna serta isinya dan menjadikan Alquran
sebagai petunjuk dalam setiap aktivitas kehidupannya. Semoga kita semua
termasuk di dalamnya, amin. Wallaahu alam (Sumber :
http://www.indomedia.com/sripo)
0 komentar:
Posting Komentar