SUNGGUH betapa beruntungnya bagi
siapa saja yang masih diberikan waktu untuk dapat mengecap keindahan bulan
Ramadhan. Sungguh! Nikmat Allah sungguh melimpah pada bulan Ramadhan ini.
Dan nikmat Allah yang luar bia-sa itu wajib kita syukuri. Tibanya Ramadhan
kali ini, sudah se-harusnya kita sambut dengan penuh syukur. Kita tekadkan
bulan suci ini sebagai arena bagi kita untuk membersihkan diri.
Jadikanlah bulan ini sebagai
bulan kebersihan. Sebab Allah sesungguhnya mencintai orang yang tobat dan
orang yang bersih. Di bulan ini, rahmat dan ampunan Allah begitu dahsyat.
Karena itu, betapa malangnya bila kita tidak mampu memanfaatkan bulan penuh
barokah ini untuk membersihkan diri dengan sebaik-baiknya. Kita harus
berjuang keras dalam mengevaluasi gaya hidup bersih kita. Pakaian yang
kotor tidak akan nyaman digunakan, gigi yang kotor pun jelas akan
mengundang penyakit.
Singkatnya, apa pun yang kotor
tidak akan membuat kita dapat menjalani hidup dengan nyaman dan indah. Bila
kita coba telaah sedikit lebih dalam, kotoran sering identik dengan kerendahan
diri. Namanya juga kotoran. Begitu pula jika kita merasa tidak nyaman,
terhina, atau rendah, bisa jadi karena kita belum terbiasa mencintai
kebersihan, padahal bersih adalah prasyarat dari keindahan. Indah adalah
sesuatu yang dicintai Allah SWT.
Coba kita perhatikan!
Shalat saja harus diawali dengan berwudhu untuk membersihkan diri. Tanpa
wudhu, tidak sah shalatnya. Oleh karena itu, jadikan bulan Ramadhan ini
sebagai bulan bersih. Sekuat-kuatnya kita bersihkan diri. Bersih lahir,
bersih batin.
Kita mulai saja dari hal-hal
terkecil. Misal, pastikan di bulan Ramadhan ini kamar kita bersih, kamar
mandi bersih, dapur dan segala macam bersih. Bersih dari sampah, kotoran,
dan juga bersih dari barang-barang yang dapat membuat kita riya. Jadikan
pula rumah kita bersih dari barang-barang milik orang lain dan bersih dari
barang yang tidak berguna.
Sebab jika rumah sudah kotor,
apalagi banyak tersimpan barang haram di dalamnya, barang yang dapat
membuat riya, barang yang sia-sia, maka bisa jadi rumah kita tidak barokah.
Melatih diri untuk senantiasa hidup bersih lahir bathin adalah suatu
tuntunan yang harus dijalani. Namun langkah itu sangat bergantung pada
keseriusan dan tekad diri kita sendiri. Pola hidup bersih harus berawal dari
diri sendiri.
Mulailah berlatih hidup bersih
dari hati, lisan, sikap dan tindakan. Berusahalah agar setiap untaian kata
yang keluar dari lisan kita penuh makna. Hindari kata-kata kotor, keji dan
tidak senonoh. Sebab setiap kali kita bicara kotor, layout wajah bisa
mendadak berubah menjadi buruk.
Menurut suatu penelitian, untuk
sebuah senyuman dibutuhkan tujuh-belas tarikan otot wajah. Sedangkan jika
wajah masam, cemberut atau marah, kita memerlukan tarikan tiga puluh dua
otot. Secara fisik tentu jelek, apalagi dihitung dari sudut kesucian hati.
Makin hidup kita bersih, kita akan semakin peka. Coba lihat cermin yang
bersih! Satu titik noda menempel padanya akan cepat ketahuan. Tapi kalau
cermin kotor, penuh noda dan debu, digunakan untuk melihat wajah sendiri
saja susah.
Makin bersih diri kita, Insya
Allah kita akan lebih peka melihat aib dan kekurangan diri sendiri. Bahkan
kita akan lebih peka terhadap peluang amal dan juga ilmu. Sebaliknya, bagi
yang kotor hati, jangankan untuk melihat kekurangan orang lain, melihat
kekurangan diri saja tidak mampu.
Oleh karena itu amat sangat
beruntung, sukses, bahagia, dan mulia, bagi orang-orang yang terus menerus
mensucikan dirinya, suci lahir, suci batin. Maka marilah kita jadikan bulan
Ramadhan ini sebagai titik awal bagi kita untuk membersihkan diri. Kita
budayakan hidup bersih sebagai kunci dari kebahagiaan, kunci dari
kesuksesan. Pastikan benda duniawi apapun yang kita miliki, tidak lebih
berharga dari diri kita sendiri.
Dengan begitu, Insya Allah kita
tidak akan pernah kehilangan kehormatan, kemuliaan, walaupun dunia sudah
tiada bersama kita. Selamat menikmati indahnya shaum Ramadhan, semoga Allah
Yang Maha Gagah memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menjalani
ibadah dengan sebaik-baiknya, amin. Wallahu alam. (Sumber :
http://www.indomedia.com/sripo)
0 komentar:
Posting Komentar